Sabtu, 11 Juli 2015

#tugas soft skill - perlindungan konsumen

Saya mengambil kasus perlindungan konsumen yang sedang heboh beredar saat ini..


"Penemuan Pembalut Berbahaya"

Jakarta, CNN Indonesia -- Temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tentang merek pembalut yang mengandung klorin membuat perempuan di Indonesia menjadi resah. YLKI mulai menelusuri kasus ini sejak menerima banyak laporan gangguan kulit dari konsumen setelah memakai pembalut tertentu.


Berbeda dengan YLKI, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maura Linda Sitanggang menyatakan pihaknya belum pernah menemukan pembalut dan pantyliner yang mengandung zat berbahaya di pasaran.

Linda menegaskan bahwa sembilan pembalut dan tujuh pantyliner tersebut telah memiliki izin edar dan telah melewati uji keamanan, mutu, dan kemanfaatan produk dari laboratorium yang terakreditasi.

"Terhadap produk-produk tersebut juga telah dilakukan uji kesesuaian secara terus menerus. Berdasarkan hasil sampling terhadap pembalut perempuan di pasaran sejak 2012 hingga pertengahan 2015, tidak ditemukan pembalut yang tidak memenuhi syarat," kata Linda saat konferensi pers di Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (8/7).

SUMBER :
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150708162936-255-65231/kemenkes-tidak-benar-ditemukan-pembalut-berbahaya/



Komentar 

Sebaiknya para konsumen khususnya para kaum wanita tidak langsung menerima berita bahaya yang terkadung dalam pembalut tersebut perlu diselidiki apakah benar berita tersebut, bila memang membahayakan kenapa berita seperti ini baru beredar sekarang sedangkan pembalut dengan banyak merk sudah beredar di Indonesia sejak lama. Dan untuk mengedarkan suatu produk suatu perusahaan juga harus mendapatkan ijin dari pihak yang terkait, bila ditemukan zat yang tidak baik dalam produk tersebut tentu peroduk tersebut tidak akan mendapatkan ijin.
Memang pembalut merupakan hal yang sangat penting bagi kaum perempuan, disinilah peran pemerintah sebagai pengatur dan pengawas untuk memberikan kejelasan atas berita yang sedang marak ini, harus diteliti lagi produk yang masuk dan beredar dipasaran agar konsumen merasa aman dan puas.