Nilai
Transaksi Non Tunai di RI Capai Rp 4,3 Triliun
Jakarta
-Bank Indonesia (BI) mengungkapkan transaksi non tunai sejak diuncurkan melalui
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada Agustus 2014 lalu, transaksinya telah
mencapai Rp 4,3 triliun. Perkembangan setiap bulan selalu mengalami kenaikan,
baik dari segi jumlah pengguna maupun jumlah transaksi dengan uang elektronik.
"Sejak diluncurkan GNNT pada Agustus 2014, perkembangan transaksi menggunakan uang elektronik luar biasa. Total nominal sejak diterbitkan hingga saat ini mencapai Rp 4,3 triliun," ungkap Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Eni V Panggabean ditemui usai peluncuran Festival Gerakan Nasional Non Tunai di FX Sudirman, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Eni mengatakan, transaksi menggunakan uang elektronik sejak Agustus 2014 hingga saat ini tumbuh signifikan. "Sejak GNNT diluncurkan, pertumbuhan transaksi uang elektronik mencapai 71,7%. Secara volume tumbuh 217%. mudah-mudahan GNNT bisa membuat masyarakat menyukai transaksi non tunai yang lebih mudah, lebih cepat, lebih murah," kata Eni.
Uang elektronik, lanjutnya, membuat masyarakat tidak perlu lagi takut membawa uang dalam jumlah banyak. Apalagi khawatir tindakan kejahatan hingga uang berpindah tangan. Eni berharap penggunaan uang elektronik menjadi kebiasaan masyarakat agar semakin mengarah ke non tunai.
Penggunaan uang elektronik, ungkap Eni, secara transaksi harian rata-rata baru mencapai Rp 15 juta. "Masih relatif kecil tapi tumbuh setiap bulan. BI tidak ada target (transaksi), tapi kami mengarahkan agar transaksi transportasi dan parkir semua sudah bisa non tunai. Lebih bersih, nyaman dan cepat," tambahnya.
Besaran uang yang bisa disimpan dalam uang elektronik pun masih terbatas hanya Rp 5 juta. BI akan mengevaluasi batas tersebut sesuai kebutuhan pengguna dan tren pertumbuhan trandaksi menggunakan uang elektronik.
Eni pun menuturkan, transaksi non tunai menggunakan uang elektronik dibandingkan dengan total transaksi masih kecil. "Transaksi uang elektronik baru sekitar 10%. Kalau ditambah dengan ATM, kartu kredit, kartu debit itu sudah 25%," imbuhnya.
BI pun akan terus mengevaluasi pelaksanaan transaksi uang elektronik. Salah satunya yang mulai banyak dikeluhkan yaitu terkait kartu hilang.
"BI akan terus mengevaluasi pelaksanaan transaksi non tunai khususnya penggunaan uang elektronik, misalnya untuk kartu yang hilang," pungkasnya.
"Sejak diluncurkan GNNT pada Agustus 2014, perkembangan transaksi menggunakan uang elektronik luar biasa. Total nominal sejak diterbitkan hingga saat ini mencapai Rp 4,3 triliun," ungkap Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Eni V Panggabean ditemui usai peluncuran Festival Gerakan Nasional Non Tunai di FX Sudirman, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Eni mengatakan, transaksi menggunakan uang elektronik sejak Agustus 2014 hingga saat ini tumbuh signifikan. "Sejak GNNT diluncurkan, pertumbuhan transaksi uang elektronik mencapai 71,7%. Secara volume tumbuh 217%. mudah-mudahan GNNT bisa membuat masyarakat menyukai transaksi non tunai yang lebih mudah, lebih cepat, lebih murah," kata Eni.
Uang elektronik, lanjutnya, membuat masyarakat tidak perlu lagi takut membawa uang dalam jumlah banyak. Apalagi khawatir tindakan kejahatan hingga uang berpindah tangan. Eni berharap penggunaan uang elektronik menjadi kebiasaan masyarakat agar semakin mengarah ke non tunai.
Penggunaan uang elektronik, ungkap Eni, secara transaksi harian rata-rata baru mencapai Rp 15 juta. "Masih relatif kecil tapi tumbuh setiap bulan. BI tidak ada target (transaksi), tapi kami mengarahkan agar transaksi transportasi dan parkir semua sudah bisa non tunai. Lebih bersih, nyaman dan cepat," tambahnya.
Besaran uang yang bisa disimpan dalam uang elektronik pun masih terbatas hanya Rp 5 juta. BI akan mengevaluasi batas tersebut sesuai kebutuhan pengguna dan tren pertumbuhan trandaksi menggunakan uang elektronik.
Eni pun menuturkan, transaksi non tunai menggunakan uang elektronik dibandingkan dengan total transaksi masih kecil. "Transaksi uang elektronik baru sekitar 10%. Kalau ditambah dengan ATM, kartu kredit, kartu debit itu sudah 25%," imbuhnya.
BI pun akan terus mengevaluasi pelaksanaan transaksi uang elektronik. Salah satunya yang mulai banyak dikeluhkan yaitu terkait kartu hilang.
"BI akan terus mengevaluasi pelaksanaan transaksi non tunai khususnya penggunaan uang elektronik, misalnya untuk kartu yang hilang," pungkasnya.
Komentar : Untuk sebagian kalangan transaksi non-tunai
dinilai masih membingungkan dan ribet mengingat tidak semua kalangan mengerti
akan cara bertransaksi non-tunai. Dan nampaknya butuh waktu yang lama bagi
Indonesia untuk dapat membuat masyarakatnya menggunakan transaksi non-tunai.
Maka dari itu perlu diadakan sosialisasi secara langsung ke semua kalangan
tidak terkecuali dan diberikan pengetahuan mengenai baiknya menggunakan
transaksi non-tunai dibandingkan dengan membawa uang cash.
Sumber :
http://finance.detik.com/read/2015/11/19/131307/3075275/5/nilai-transaksi-non-tunai-di-ri-capai-rp-43-triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar