BI: Paket
Kebijakan Jokowi Lahir Saat Kepepet, Makanya Jadi Sangat Positif
Jakarta
-Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan
setidaknya enam paket kebijakan ekonomi. Paket tersebut dinilai luar biasa dan
direspons positif oleh banyak kalangan, walaupun sebenarnya munculnya kebijakan
karena kepepet.
Demikianlah diungkapkan Deputis Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara dalam acara Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 di JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (19/11/2015)
"Paket pemerintah itu luar biasa. Sudah ada setidaknya enam paket. Ini adalah kebijakan yang tak pernah dibuat saat booming ekonomi. Justru terlahir karena sedang kepepet makanya mampu mengeluarkan kebijakan yang sangat positif," ujarnya.
Salah satu kebijakan yang disoroti adalah pembebasan visa untuk 90 negara, dari yang sebelumnya 15 negara. Menurut Mirza, Indonesia adalah pasar pariwisata yang besar dan semakin banyaknya orang datang ke Indonesia akan melahirkan devisa yang besar.
"Potensi devisa ini sebenarnya 5 tahun ke depan. Memang blum keliatan sekarang, tapi policy ini sangat signifikan dampaknya," terang Mirza.
Kemudian adalah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mendorong proses perizinan untuk investasi ada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Rencana ini sudah dari beberapa tahun yang lalu, tapi beruntungnya baru bisa terwujud di pemerintahan sekarang.
"Ini rencana yang dari dulu nggak akan bisa terjadi. Baru sekarang," ujarnya.
Selain itu adalah diskon pajak untuk pengusaha yang meletakkan devisa hasil ekspor di perbankan dalam negeri. Agar pengusaha tidak langsung melarikan dananya ke negara-negara lain.
"Memberikan insentif untuk DHE. Sebelumnya DHE masuk di Indonesia terus tahan sebentar, catat dan keluar lagi. Sekarang diberikan insentif. Ada diskon pajak. Saat ditukar ke rupiah ada diskon lagi. Ini akan sangat membantu," terang Mirza.
Paket kebijakan tersebut, menurutnya harus didukung dan dikawal secara pelaksanaan. Bukan kemudian dikritik tanpa alasan yang tepat.
"Jadi paket 1-6 itu positif. Jangan kritik dulu. Tapi tetap dikawal. Paket 1 sudah terbit belum, pelaksanannya bagaimana di lapangan, ada kendala tidak. Didorong kebijakannya agar tepat realisasinya. Karena dampaknya tidak terlihat sekarang, tapi nanti," kata Mirza.
Demikianlah diungkapkan Deputis Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara dalam acara Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 di JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (19/11/2015)
"Paket pemerintah itu luar biasa. Sudah ada setidaknya enam paket. Ini adalah kebijakan yang tak pernah dibuat saat booming ekonomi. Justru terlahir karena sedang kepepet makanya mampu mengeluarkan kebijakan yang sangat positif," ujarnya.
Salah satu kebijakan yang disoroti adalah pembebasan visa untuk 90 negara, dari yang sebelumnya 15 negara. Menurut Mirza, Indonesia adalah pasar pariwisata yang besar dan semakin banyaknya orang datang ke Indonesia akan melahirkan devisa yang besar.
"Potensi devisa ini sebenarnya 5 tahun ke depan. Memang blum keliatan sekarang, tapi policy ini sangat signifikan dampaknya," terang Mirza.
Kemudian adalah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mendorong proses perizinan untuk investasi ada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Rencana ini sudah dari beberapa tahun yang lalu, tapi beruntungnya baru bisa terwujud di pemerintahan sekarang.
"Ini rencana yang dari dulu nggak akan bisa terjadi. Baru sekarang," ujarnya.
Selain itu adalah diskon pajak untuk pengusaha yang meletakkan devisa hasil ekspor di perbankan dalam negeri. Agar pengusaha tidak langsung melarikan dananya ke negara-negara lain.
"Memberikan insentif untuk DHE. Sebelumnya DHE masuk di Indonesia terus tahan sebentar, catat dan keluar lagi. Sekarang diberikan insentif. Ada diskon pajak. Saat ditukar ke rupiah ada diskon lagi. Ini akan sangat membantu," terang Mirza.
Paket kebijakan tersebut, menurutnya harus didukung dan dikawal secara pelaksanaan. Bukan kemudian dikritik tanpa alasan yang tepat.
"Jadi paket 1-6 itu positif. Jangan kritik dulu. Tapi tetap dikawal. Paket 1 sudah terbit belum, pelaksanannya bagaimana di lapangan, ada kendala tidak. Didorong kebijakannya agar tepat realisasinya. Karena dampaknya tidak terlihat sekarang, tapi nanti," kata Mirza.
Komentar : Bila
terpepet kekuatan super akan keluar, nampaknya hal tersebut juga berlaku bagi
pemerintahan kita. 6 paket kebijakan yang ada dibuat karena faktor kepepet.
Dari paket-paket kebijakan yang ada diharapkan dapat membawa Indonesia ke arah
yang lebih baik lagi, sebagai warga negara yang baik jangan hanya bisa
mengkritik tapi coba bantu paket-paket kebijakan yang ada agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Sumber :
http://finance.detik.com/read/2015/11/19/131253/3075282/4/bi-paket-kebijakan-jokowi-lahir-saat-kepepet-makanya-jadi-sangat-positif?mpifinance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar